Dalam rangka meningkatkan produksi pangan di Indonesia, rekayasa genetik menjadi pendekatan yang tak bisa diabaikan. Melalui teknologi ini, kita dapat mengubah karakteristik tanaman dan hewan untuk mendukung peningkatan produksi. Namun, perlu dipahami bahwa rekayasa genetik bukanlah solusi instan. Memang, teknologi ini memiliki potensi besar, namun juga menimbulkan tantangan dan kekhawatiran etis. Kini, tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan rekayasa genetik secara efektif dan bertanggung jawab. Menariknya, ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah sosial dan politik. Dengan demikian, solusi yang dibutuhkan bukan hanya inovasi di laboratorium, tetapi juga perubahan di tingkat kebijakan dan masyarakat.