Pentingnya Pertanian di Tengah Krisis Perubahan Iklim

Dunia sedang mengalami bencana iklim. Menurut Bank Dunia, pemanasan global semakin cepat dan populasi dunia diperkirakan akan mencapai 9,3 miliar pada tahun 2050. Hal ini akan meningkatkan permintaan akan makanan dan kebutuhan akan pertanian. Selain itu, populasi yang terus bertambah juga akan membutuhkan energi. Hal ini akan membutuhkan lebih banyak batu bara, minyak, dan gas alam. Lingkungan global akan terdampak oleh meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil, dan ini akan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.

Untuk mengatasi tantangan krisis iklim, penting untuk mengambil langkah-langkah guna mengurangi gas rumah kaca dan mengembangkan pertanian berkelanjutan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengurangi penggunaan lahan. Namun, pengurangan penggunaan lahan dapat memakan biaya besar dan memerlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat setempat. Selain itu, pemerintah harus memberikan insentif bagi masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam upaya konservasi.

Munculnya globalisasi telah menyebabkan meningkatnya persaingan memperebutkan sumber daya lahan dan air di negara-negara berkembang. Akibatnya, sektor pertanian di negara-negara tersebut semakin menghadapi kesulitan. Misalnya, di Tiongkok, jumlah hektar lahan pertanian telah menurun secara signifikan sejak dimulainya masa reformasi. Selain itu, negara tersebut mengalami kekurangan air. Hal ini disebabkan oleh tercemarnya pasokan air oleh bahan kimia dan menurunnya curah hujan.

Akibatnya, pertanian di Tiongkok menjadi lebih sulit. Selain itu, iklim negara itu berubah dengan cepat. Hari-hari hujan dan kekeringan berkurang, yang memengaruhi produksi beras, gandum, teh, buah-buahan, dan sayuran. Selain itu, suhu di Tiongkok meningkat secara signifikan.

Oleh karena itu, Tiongkok telah memperkenalkan berbagai kebijakan untuk mendukung pembangunan pertanian. Salah satunya adalah penerbitan sertifikat bagi petani. Selain itu, pemerintah Tiongkok telah meningkatkan perlindungan lingkungan.

Ada juga beberapa inisiatif untuk mendorong sektor agribisnis di Indonesia. Misalnya, pemerintah berencana untuk menyiapkan dana khusus untuk sektor tersebut. Dana tersebut akan memberikan hibah untuk proyek penelitian dan pengembangan yang terkait dengan industri agribisnis. Dana tersebut juga akan digunakan untuk melatih personel di sektor agribisnis.

Ke depannya, penting bagi pemerintah untuk terus mendukung sektor agribisnis dan mengembangkan berbagai teknologi untuk membantu mengatasi krisis iklim. Jika tidak, sektor ini akan terancam kolaps. Oleh karena itu, penting untuk segera mengambil tindakan. Dengan mengambil langkah-langkah ini, pemerintah akan dapat memastikan masa depan sektor agribisnis.